Download PDF KONTAN Daily Meningkatkan Produktivitas
[Di bawah adalah artikel yang belum diedit.]
oleh Jennie S. Bev
Sebagai seorang penulis, penerbit, dan entrepreneur, waktu sering kali tidak mencukupi. Dengan kesadaran, peningkatan produktivitas adalah pilihan yang perlu ditangani serius, apalagi ketika ekspansi bisnis merupakan pilihan utama. Robert C. Pozen, profesor Harvard Business School dengan bukunya Extreme Productivity: Boost Your Results, Reduce Your Hours memberikan strategi dan tip untuk mencapai produktivitas luar biasa dengan hasil luar biasa.
Intinya adalah menciptakan mindset yang berfokus kepada hasil (result) dan ini memerlukan struktur. Pertama-tama, mental perlu “dicuci bersih” dari segala bentuk prokrastinasi alias “kemalasan” dan “keseganan” yang bermuara kepada rendahnya outpout. Tipnya adalah dengan menggambarkan hasil akhir terlebih dulu ke dalam mental, sehingga ini membentuk pikiran untuk berikhtiar menuju tujuan ini.
Anda perlu tahu bagaimana dan seperti apa hasil akhir yang akan dituju. Kuantifikasikan apabila memungkinkan. Sebagai contoh, Profesor Pozen menyebutnya “career aim” seperti “menjadi entrepreneur tangguh dengan profit tahun 2013 sebesar USD 1 juta.”
Hasil akhir “aim” ini dibagi lagi menjadi beberapa obyektif yang bisa diraih: meningkatkan profit 25 persen, mengeluarkan 10 produk baru dan membentuk partnership dengan 10 pihak. Obyektif ini bisa diraih apabila dengan mengerjakan kegiatan-kegiatan yang menjadi target: menambah 15 eksekutif, meningkatkan produktivitas cabang sebesar 20 persen, menghadiri 5 trade expos, mengembangkan strategi pemasaran baru dengan melibatkan public relations firm dan meningkatkan target pemasaran sebesar 25 persen.
Saya sendiri telah merasakan kehebatan dari konsep “produktivitas ekstrim” ini. Bayangkan, selama lima tahun dengan bantuan researchers kompeten berpendidikan pascasarjana terapan di bidang masing-masing, berhasil menelurkan hampir 100 business reports di perusahaan yang saya dirikan. Dengan delegasi beberapa tasks kepada researchers yang lebih kompeten dalam kualitas dan berkuantitas lebih, output 100 akan ditingkatkan menjadi 500 dalam periode yang sama.
Apakah diperlukan lima kali lipat energi dan sumber daya untuk menghasilkan output lima kali lipat? Belum tentu.
Yang diperlukan adalah memangkas kegiatan-kegiatan ekses yang tidak produktif, melipatgandakan fokus alias konsentrasi, dan menggunakan tenaga staf yang bermindset dan beretika kerja tinggi. Tenaga staf juga perlu diupgrade mental kerja produktivitas mereka supaya sejalan dengan mindset produktivitas baru sang manajer.
Obyektif bisa dibuatkan ranking berdasarkan comparative advantage, alias berdasarkan strengths alias kelebihan-kelebihan seseorang. Hiring staf baru dilakukan berdasarkan strength luar biasa yang bisa dikuantifikasikan. Demikian juga dengan kemampuan sang manajer, sehingga bukan hanya bertugas untuk mengelola, namun manajer juga mempunyai target output tersendiri.
Untuk mencapai output lima kali lipat memerlukan input lima kali lipat pula, mungkin tidak diperlukan. Bisa saja kalkulasi yang digunakan bukanlah aritmatika, melainkan perkalian dan perpangkatan. Untuk ini, setiap variabel peningkatan produktivitas bisa dikalkulasikan dengan seksama. Misalnya, produktivitas 25 persen dari setiap anggota staf saja bisa menghasilkan 100 persen peningkatan produktivitas dari empat orang staf.
Berbagai pelatihan juga bisa dilakukan untuk meningkatkan produktivitas anggota dan supervisor staf. Selain pelaku, berbagai strategi pemasaran dan publisitas yang mengkalkulasikan ROI (return on investment) dengan seksama sangat bisa mengkatrol pencapaian target tahunan tersebut. Saya sendiri mengandalkan berbagai metode promosi primitif, seperti penggunaan berbagai jalur offline dan soft-selling yang mengandalkan reputasi bisnis.
Di Silicon Valley, networking itu penting namun bukti inovasi lebih penting. Di kultur teknokrat alias “hacker,” kemampuan berinovasi bisa menutupi berbagai kekurangan lain, seperti revenue model. Revenue model bisa berganti-ganti bahkan dengan free economics juga bisa berjalan, sepanjang ada less invasive alternatives. Yang terpenting adalah menghasilkan real value bagi konsumen.
Real value merupakan tujuan akhir dari produk-produk yang dihasilkan. Dengan real value, maka kekhawatiran konsumen bisa diminimalkan atau bahkan dinihilkan. Produk-produk intellectual property, misalnya biasanya hanya memerlukan biaya produksi yang tidak seberapa, namun bisa menghasilkan kegunaan luar biasa bagi konsumen.
Akhir kata, kekuatan mindset pemimpin perusahaan akan menular ke anggota staf. Gaya kepemimpinan yang mengutamakan output bisa dimulai dengan diri sendiri. Mulai jalankan kehidupan bisnis, karir, dan pribadi dengan disiplin terfokus. Setiap goal dituliskan dan dibuatkan target per aktivitas. Tahun 2013 menjadi tahun yang lebih produktif dan inovatif.[]
KONTAN Daily, 4 Januari 2013